berlangganan

pls

Pages

Sabtu, 13 Maret 2010

Minuman Bandrex Terakhir, Buatan mendiang Ibunda

Minuman jenis ini sangat pas disuguhkan di saat udara dingin seperti sekarang karena musim sudah datang.
Resep minuman bandrex ini diambil dari pengalaman mendiang Ibu kami, tatkala beliau masih hidup.
Dulu, kami sering berkumpul dan bercengkerama sambil menonton stasiun TV satu-satunya, TVRI, dan dengan suguhan gorengan sukun plus gorengan Bodin, kami menghabiskan malam-malam kenangan dengan sangat berkesan. Biasanya kami jalani malam-malam itu dengan setelah selesai sholat Isya dan segala aktifitas kesibukan siang telah selesai, seperti mengerjakan PR maupun tugas sekolah, karena sebagian besar kakak-kakak maupun adik kami masih di bangku sekolah.
Ibunda tahu apa yang kami mau, sehingga setiap saat menjelang petang, beliau telah mempersiapkan segala sesuatunya, dari mempersiapkan bahan dasar seperti buah sukun dan singkong hingga bumbunya. Tidak ketinggalan, klenthung-klenthung minuman bandrex manis telah disiapkan dan segera dihantarkan ke ruang tengah di depan Televisi.
“Hm.................” Gurihnya aroma gorengan Sukun dan Bodin yang masih panas membangkitkan selera untuk segera merebutnya. Kami sering rayahan untuk mendapatkan gorengan nan pulen itu apalagi dipadu dengan Bandrex nan lezat.
Ibunda pernah berwasiat mengenai resep pembuatan minuman ini, karena beliau yakin kalau tidak semua orang bisa membuat minuman bandrex dengan kelezatan lebih seperti halnya bandrex buatan Ibunda kami. Dan seingat kami, Ibunda pernah membuat coretan-coretan kecil mengenai resep minuman ini di lembar kosong di akhir halaman TTS, buku hiburan yang kata orang menghambat pross kepikunan itu.
Ya, TTS adalah salah satu teman dan hiburan Ibunda kami, dan kami tahu betul hobi beliau yang satu ini, sehingga kami tidak lupa jika kami pulang dari bepergian, segepok buku TTS tidak ketinggalan sebagai tambahan oleh-oleh.
Bahkan teman-teman kami, jika sowan dan berkunjung ke rumah Ibunda kami, mereka juga hafal dengan hobi Ibunda yang satu ini sehingga mereka pun tahu. Oleh-oleh apa yang mesti mereka bawa kalau bukan TTS. Dan sebagai gantinya, jika mereka berpamitan, satu gendhul bandrex setiap orangnya, Ibunda merelakan minuman khas itu mereka bawa sebagai ganti barter.
Klangenan ini berlangsung cukup lama, tidak jarang teman-teman kami jika berkunjung ke rumah, tidak hanya bawa oleh-oleh TTS tetapi mereka bawakan seperempat krombong Jahe merah salah satu bahan baku minuman ini.
Tidak ketinggalan juga, kadang ada yang membawakan Gula merah, karena Ibunda pernah bilang kalau Gula merah dari pohon aren akan terasa lebih lezat dan gurih dibandingkan dengan gula merah dari kelapa. Mereka bawakan sepuluh kilogram gula merah, tetapi mereka pun tidak tahu itu gula merah berbahan baku dari pohon aren atau pohon kelapa, sebenarnya Ibunda tahu kalau yang mereka bawa adalah gula merah dari pohon kelapa, tetapi begitulah Ibunda, beliau tidak mau mereka kecewa sehingga beliau tidak bicara secara lugas kalau yang mereka bawa adalah bukan dari gula merah dari pohon aren.
Coretan resep di lembar TTS itu entah dimana sekarang, karena di gudang ada puluhan karton box yang berisi penuh buku TTS, akan tetapi itu tidak menjadi masalah, kami masih ingat betul resep turun temurun itu, karena pada saat proses pembuatan minuman bandrex, kami juga sering turun ke lapangan bantu beliau.
Satu liter air direbus kemudian masukkan 2 lembar daun pandan, ditambah 200gram gula merah yang sudah disisir halus, biasanya adik perempuan kami yang menyisir gula merah itu dengan parut halus.
Lalu tambahkan jahe bakar 100 gram yang sudah dimemarkan dengan batu ulegan. Dan mengenai jahe yang bagus adalah jahe yang tidak bongkleng, dan sedikit ruasnya.
Air telah mendidih, uap putih telah keluar bersama aroma harum jahe menyebar ke ruang dapur, Ibunda menambahkan kayu bakar ke dalam bara agar api tetap stabil. Potongan kayu manis sebesar 5 cm, 5 butir cengkeh hitam, 2 lembar daun pandan dan setengah sendok teh garam dapur dituangkan ke dalam panci yang berisi air jahe yang sudah mendidih itu.
Seperti biasanya, kami saat itu sedang bercengkerama, di ruang tengah, ruang yang kami sebut sebagai ruang kehangatan, aroma harum khas bandrex terasa menusuk hidung kami.
“Ini dia yang kami tunggu” begitu salah satu kakak kami nyeletuk. Adik perempuan kami dengan cekatan mengambil cemung besar dan saringan yang kemudian disiapkan di ruang kehangatan itu. Dengan pelan dan hati-hati, Ibunda menjinjing panci panas berasap, dan menuangkan Minuman bandrex ke dalam Cemung, pesta kehangatan telah dimulai.


Tahun demi tahun berlalu, kami hidup terpencar dengan keluarga masing-masing, tidak sedikit dari kesepuluh anak-anaknya hidup di perantauan. Hingga suatu hari di Akhir ramadhan, kami mendapatkan Ibunda sedang kritis dan harus dirawat di Ruang ICU, hati kami semua galau, secara diagnosa, Ibunda mengalami Stroke dan pendarahan di otaknya.

Senin dinihari, malam ke duapuluh satu, jarum jam menunjukkan pukul 00.21. dengan tarikan napas panjang, Ibunda dipanggil Yang Maha Kuasa.
“Inna lillahi wa inna ilaihi Roojiun, Kullu nafsin dza iqotul maut...............”
Meski dengan sangat berat, kami merelakan kepergian beliau, sang Ibunda perkasa.
Malam pertama, di acara tahlilan “pitung dhino”, suara Tadarus dari Masjid depan rumah keluarga besar kami sudah mulai meredup, pertanda larut malam sudah memanggil.
Kami bersepuluh se saudara kandung, entah dengan pikiran masing-masing, terlihat memandang kosong tanpa ada pembicaraan diantara kami.
Kiranya, adik perempuan kami mengerti keadaan ini, dia mencoba memecahkan kekosongan dan kesunyian itu. Dengan menuangkan Minuman Bandrex di gelas bening dan disodorkan ke kami.
Kami menyeruput bandrex panas, bandrex terakhir buatan Ibunda, 4 hari lalu.

Pemalang, 2 Nov 2008
WAA

Note :
Klenthung: wadah air minum dari seng, baiasanya berwarna hijau loreng
Rayahan : rebutan
Gendhul : botol (biasanya untuk wadah sirup)
Krombong : karung plastik
Bongkleng: cacat/ada bercak merah karena virus
Cemung : mangkok besar dari logam seng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower

Tentang saya

Foto saya
Ungaran, Kabupaten Semarang, Indonesia

Foto Produk

Foto Produk
produk lainnya: Bantal Dacron

Cari Blog Ini