Apa dan bagaimana sebenarnya kita sebagai pekerja menyikapi perdagangan bebas antara China dan ASEAN.
Sebenarnya kesepakatan ini telah disepakati Pemerintah kita sejak tahun 2002, pada saat itu dibawah pemerintah Megawati, dan sekarang sudah mulai berjalan per 1 Januari 2010.
Efek Seperti TNT
Tentunya kita masih ingat booming sepeda motor China beberapa tahun yang lalu. Kita tahu awalnya penjualan dan gebyarnya sangat menggairahkan, dengan promosi yang jor-joran, harga sangat miring, menjadikan semua mata melirik dan ingin mencoba membeli dan memilikinya.
Akan tetapi, seiring dengan kenyataan bahwa kualitas pasca beli yang tidak sesuai dengan standart yang diharapkan, pelayanan service tidak memadai, jaringan yang lemah, ketidakadaan sparepart. Secara otomatis kepercayaan merosot tajam dan secara perlahan rontok dengan sendirinya, kita tentu ingat istilah seleksi alam.
Demikian juga dengan dibukanya kran perdagangan ini, yang sebenarnya kalau kita cermati, adalah sebagai sebuah peluang bagi pelaku usaha untuk melakukan review ulang di internal usahanya dengan melakukan berbagai langkah seperti efisiensi, peningkatan kualitas dan pelayanan purna jual sehingga konsumen tetap memakai produk mereka.
Sisi Positif
Kita tentunya harus percaya kepada Pemerintah kita, yang pasti tidak akan begitu saja membiarkan hal ini semua terjadi, tanpa diperhitungkan betul-betul dan langkah-langkah yang akan diambil.
Sisi positif diatas semestinya disadari dan sesegera mungkin diimplementasikan oleh siapa saja pelaku usaha, Hal ini agar mereka terhindar dari mati secara perlahan-lahan.
Oleh WAA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar