berlangganan

pls

Pages

Sabtu, 24 Oktober 2009

SANG PUSARA

Vespa biru muda buatan tahun 1967 itu selalu setia mendampingi kemana perginya Haji Amri. Ada sesuatu yang sangat berkesan setiap saya cerita kepada anak saya, Abdul Muis, mengenai Vespa ini. Yakni ketika Haji Amri mengurangi gigi persnelingnya dari gigi tiga ke dua kemudian ke gigi satu, menuruni jalan menurun menuju salah satu sawah di dusun Tempuan, suara khas knalpot vespa itu masih terus termemori dan terpatri dalam benak saya, “ Dheng.....dheng....dheng.....dheng” sampai suara itu hilang pelan-pelan.

Sawah yang ada di dusun Tempuan adalah salah satu sawah terbaik yang dimiliki Haji Amri, karena daerah tersebut sangat subur, dikelilingi sungai-sungai yang menyatu dengan cabang Sungai Comal, salah satu Sungai besar di Pulau Jawa.

Saya tidak tahu kenapa hampir tiap sore Haji Amri selalu mengajak anak-anaknya ke Sawah yang ada di Dusun Tempuan itu. Dusun Tempuan adalah salah satu dusun terjauh di salah satu desa di daerah Pemalang, salah satu kota Kabupaten di Jawa Tengah. Tempuan berati tanah harapan, karena di tanah itu orang-orang berharap dapat kembali ke haribaan Ilahi dengan nama yang baik, khusnul khotimah. Pekuburan di dusun Tempuan, dulunya tidak ada perkampungan seramai sekarang. Seiring dengan ramainya di waktu-waktu tertentu, dimana manusia berduyun-duyun untuk nyekar kepada leluhurnya.

Sekarang setelah hampir 30 tahun sepeninggal beliau, setiap kami pulang kampung untuk nyekar ke makam beliau dan disamping beliau juga bersandar jasad Ibunda kami. Kenangan indah itu selalu muncul.
Sebelum melewati jembatan menuju pemakaman kedua orang tua kami, setengah km dari sana, kami rapatkan mobil ke pinggir jalan, berhenti sejenak. Saya menerawang jauh kebelakang, saya duduk di jok belakang, Ayah kami, Haji Amri (singkatan nama dari Ahmad Ruslani), sementara beliau yang memegang kemudi....adik perempuan saya berdiri di kolong vespa belakang kemudi.
Setelah vespa disandarkan, di bawah pohon rindang, kami menyusuri pematang dipinggir-pinggir sawah kami menuju sawah cukup luas yang salah satu tepinya berbatasan dengan makam entah siapa, tetapi ayah kami pernah bercerita kalau makam tersebut adalah makam keluarga belanda, entah...........
Ila hadrotil mustofa sayyidina muhammad, al fatihah....
khususon ila abaina wa ummahatina, Haji Ahmad Ruslani wa Hajah Hindun...Alfatihah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower

Tentang saya

Foto saya
Ungaran, Kabupaten Semarang, Indonesia

Foto Produk

Foto Produk
produk lainnya: Bantal Dacron

Cari Blog Ini