berlangganan

pls

Pages

Sabtu, 24 Oktober 2009

Kreatif memanfaatkan peluang bisnis di antara himpitan Industri Padat Karya

(Tips usaha bagi Ex-Karyawan yang terkena PHK)


Akhir-ahir ini kita sering mendengar cukup banyak industri berbasis tekstil yang mengurangi karyawannya dikarenakan merosotnya pesanan dari pembeli, bahkan ada industri tekstil yang ujug-ujug mem-PHK seluruh karyawannya dengan alasan tidak mampu membeli bahan baku, sehingga dengan terpaksa menutup usahanya.
Di lain sisi, tumbuh pesat industri garments di kantong-kantong industri di Wilayah Jawa Tengah. Baik perusahaan garments pindahan dari wilayah Jakarta maupun pindahan dari kota yang memiliki UMK tinggi, juga pengembangan unit-unit baru perusahaan garments dari yang sudah eksis lebih dulu. Meskipun sama-sama pada tingkatan industri sandang, akan tetapi tampaknya industri tekstil kita kalah bersaing dengan industri tekstil dari Negara China, terutama dalam hal harga. Baik industri tekstil maupun industri garments, keduanya merupakan industri padat karya. karena industri ini menyerap relatif lebih banyak tenaga kerja dibandingkan dengan industri padat modal.
Dua sisi perbedaan diatas, tampaknya merupakan sesuatu hal yang ironis tetapi dapat juga ditarik benang merah apabila dapat memanfaatkan peluang di dalamnya. Hal ini kami sampaikan mengingat pada sebagian orang yang terkena PHK larut dalam kesedihan, bingung mau berbuat apa, sementara kebutuhan hidup semakin tinggi saja.

Ada beberapa saran berkenaan dengan kondisi ini, orang-orang yang terkena PHK akan lebih sensitif dan harus diberikan motivasi dan solusi yang tepat, karena salah-salah dapat menjadikan mereka malahan tersinggung. Meskipun secara umum peluang dengan adanya industri garments seakan tertutup bagi mereka tetapi masih banyak yang dapat dikerjakan dan dikembangkan.

Membuat daftar jenis peluang-peluang bisnis
Banyaknya industri garments yang berbasis padat karya dan kebanyakan tenaga wanita. Memberikan banyak peluang bisnis yang dapat dikerjakan, seperti Mendirikan kost-kost-an, rumah makan, usaha angkutan dll. Hanya saja bisnis yang disebutkan tadi kiranya hanya terjangkau oleh para pemodal besar.
Bagi yang bermodal sedang dan kecil, cukup banyak peluang yang bisa dikelola, dan perlu dibuatkan daftar semisal yang berhubungan dengan kewanitaan seperti : buka salon, perawatan kesehatan, jual kosmetik, jual baju seragam, jual alat sholat/kerudung, kaos dengan tulisan dan printing tertentu, jual sepatu, buat sepatu, terima jahitan, jual jamu khusus wanita, handphone dan voucher, jual minyak wangi, aksesoris wanita, jual emas, kredit emas, pijat kesehatan, cuci baju, catering, jual bunga, jual tas, jual dompet, jual buku bacaan, majalah wanita, jual es buah dengan diberi keterangan melangsingkan badan, buka usaha senam dan masih banyak jenis usaha lain.
Apabila sudah mendapatkan pilihan usaha yang cocok dan mantap dengan apa yang akan dijalankan. Langkah berikutnya adalah melakukan survey tempat dan kapan waktu yang tepat untuk berusaha, karena dibeberapa industri garments, dengan padatnya jam kerja, waktu bagi mereka adalah sangat berharga, sehingga kesempatan waktu sedikit di pagi hari sebelum masuk kerja, mereka manfaatkan sebaik mungkin untuk keperluan pribadi/keluarganya.
Karakter industri garments juga mesti dipelajari sebagai sebuah peluang, seperti Istirahat siang, akan tetapi kebanyakan karyawan garments makan di kantin yang sudah disediakan oleh Perusahaan. Jam istirahat kedua/sore lebih banyak karyawan keluar untuk makan atau sekedar jajan karena akan melanjutkan pekerjaan lagi sampai malam.
Jadwal gajian dari beberapa Perusahaan pun harus tahu, baik yang bulanan maupun mingguan. Dan yang penting lagi perlu masuk kedalam komunitas pedagang yang sudah berpengalaman akan hal ini.
Modal dari mana?
Pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh orang yang belum mulai usaha, kebanyakan mereka syndrom dengan keadaan ini. Sebenarnya tidak perlu khawatir, karena Pemerintah saat ini banyak menggelontorkan skema-skema pinjaman dengan bunga rendah. Kita bisa memnfaatkan kesempatan ini. Kemudian saatnya memulai, modal utama yang lain adalah JANGAN MALU, nekad saja, bismillah!
Jika sudah mulai berjalan, saatnya mulai berfikir untuk menancapkan kuku, selalu waspada, mengikuti perkembangan informasi pasar. Saran terakhir adalah pastikan menjual barang dengan harga kompetitif, tidak mesti harus untung besar, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi banyak. Selalu memberikan pelayanan yang memuaskan (ikhlas dari hati ), dan yang terkahir sekali tetap pertahankan kualitas, ngomong apa proporsional atas produk yang dijual
Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh Wasit Abu Ali
Aktif di Serikat Pekerja Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower

Tentang saya

Foto saya
Ungaran, Kabupaten Semarang, Indonesia

Foto Produk

Foto Produk
produk lainnya: Bantal Dacron

Cari Blog Ini