berlangganan

pls

Pages

Sabtu, 24 Oktober 2009

Don't give up, my wife and my sons

“ Syukuri apa yang ada,
hidup adalah anugrah,
tetap jalani hidup ini,
dan lakukan yang terbaik,
jangan menyerah...........” (D'Masiv)


Tulisan ini saya persembahkan untuk istri dan kedua anakku, wujud ungkapan sayangku kepada kalian, belahan jiwaku.
Kisah intan dan pasir, menjadi satu topik wajib ketika saya harus memberikan orientasi kepada karyawan baru di lingkungan tempat saya bekerja. Kisah ini pasti saya selipkan sebagai bahan motivasi bagi mereka. Dan sesungguhnya siapa saja, termasuk anda, keluarga kita, juga saya, adalah batu besar yang sedang mengalami proses, apakah akan menjadi pasir atau intan yang bernilai tinggi.
Bayangkan bahwa dalam hidup ini kita sebagai sebuah batu cadas yang sangat keras, setiap hari, setiap menit, setiap detik, terbentur bahkan sering dibenturkan oleh keadaan, dari berbagai arah, kanan, kiri, atas, bawah, terus....terus dan terus berlangsung.
Batu cadas itu dihantam oleh palu godam yang sangat berat dan besar dari arah atas.
Batu cadas itu, dari arah samping kiri, tertubruk dengan sekeras-kerasnya oleh Bumper Kereta Api.
Batu cadas itu, dari sisi kanan, sekonyong-konyong sebuah dump truck muatan pasir tambang, menabrak dengat sangat hebat................................
Di belakangnya, trotoar beton berdiri dengan tegapnya seakan berbicara, jangan coba-coba dekati aku.
Kemudian sekarang sedang menggelinding dengan gemuruh dari arah depan, jatuh sebuah bongkahan batu besar tepat dihadapan kita.
Dibawah kita, tepat kita berdiri, tempat pijakan kedua kaki kita, aspal hitam keras setelah terkena terik matahari.
Duhai, istri dan anak-anakku............
Jika itu semua terjadi, ada dua hal yang pasti, apakah batu besar itu akan menjadi kerikil dan pasir yang hancur berkeping-keping........atau jika terus bertahan, bertahan dan bertahan...maka kita akan menjadi intan yang bernilai tinggi.
Memang, bertahan tidak mesti hanya berdiam diri, bertahan adalah perjuangan, bergerak, dinamis, bukankah kata Ali bin Abi Thalib, sahabat Rosul, bahwa bergeraklah karena jika kita tidak bergerak berarti kita telah mati.
Wallahu a'lam bi showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower

Tentang saya

Foto saya
Ungaran, Kabupaten Semarang, Indonesia

Foto Produk

Foto Produk
produk lainnya: Bantal Dacron

Cari Blog Ini